Dilema Layanan Kesehatan Pulau Terluar Indonesia saat Pandemi Covid-19

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Layanan kesehatan begitu menjadi sorotan sejak pandemi Covid-19.

Tak terkecuali Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri.

Sorotan terhadap kabupaten terluar di Indonesia ini kian muncul setelah predikat Zona Merah Covid-19.

Mengikuti tiga daerah di Kepri sebelumnya yang telah lama menyandang predikat itu.

Di antaranya Batam, Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan.

Masyarakat menjadi paranoid atau takut untuk memeriksakan kesehatan ke Pusat Pelayanan Kesehatan yang ada karena takut di swab lalu dinyatakan positif Covid.

Kondisi ini membuat banyak warga yang ketika sakit lebih suka tetap berada di rumah.

Wakil Ketua I DPRD Natuna, Daeng Ganda Rahmatullah dan Plt. Kadinkes Natuna Hikmat Aliansyah saat dialog di program News Webilog Tribunbatam.id, Rabu (21/7/2021) Wakil Ketua I DPRD Natuna, Daeng Ganda Rahmatullah dan Plt. Kadinkes Natuna Hikmat Aliansyah saat dialog di program News Webilog Tribunbatam.id, Rabu (21/7/2021) (tribunbatam.id/istimewa)

Ketika penyakit telah parah, mereka baru membawanya ke rumah sakit.

Dalam News Webilog Tribun Batam edisi Rabu 21 Juli 2021, TribunBatam.id mewawancarai Wakil Ketua I DPRD Natuna, Daeng Ganda Rahmatullah, SH dan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, H. Hikmat Aliansyah, Skm.

Mengambil tema 'Dilema Permasalahan Kesehatan di Pulau Terluar', berikut petikan wawancara ekslusif itu:

0 Response to "Dilema Layanan Kesehatan Pulau Terluar Indonesia saat Pandemi Covid-19"

Post a Comment