Ini Alasan Kenapa Saham IPO Sering Meroket Lalu Nyungsep

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten yang baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menjual saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) kerap menjadi incaran ketika baru melantai di pasar saham.
Namun, kondisi itu seringkali tidak berlangsung lama, lantaran saham-saham IPO ini acapkali nyungsep dalam beberapa hari setelah IPO setelah ramai dijual kembali oleh investor.
Biasanya, sebelum sampai di titik rendah, saham-saham IPO ini juga sempat menyentuh ke level tinggi bahkan menyentuh batas kenaikan harian yakni Auto Rejection Atas (ARA).
Lantas apa yang terjadi? Apakah investor kerap cari untung di hari-hari awal setelahnya dijual?
Head Of Research Sucor Sekuritas, Adrianus Bias, menilai hal itu terjadi biasanya lantaran investor yang sudah punya saham sejak IPO ingin merealisasikan keuntungan (profit taking) dengan menjualnya, artinya mencari keuntungan jangka pendek.
"Namanya saham IPO banyak investor yang memiliki saham tersebut di harga awal IPO, jadi ketika naik, bukan nggak mungkin orang yang sudah punya sahamnya dari IPO yang relatif di bawah mereka profit taking, jadi itu yang membuat mereka (jatuh)," kata Head Of Research Sucor Sekuritas, Adrianus Bias dalam Investime CNBC Indonesia (Kamis, 29/07/2021).
Kondisi ini pernah terjadi pada saham perseroan yang mengelola bar-restoran Lucy in the Sky (LUCY). Saham emiten yang kursi komisaris independennya diduduki oleh artis Wulan Guritno ini sampai mengalami ARA, sebelum harganya berada di bawah gocap atau Rp 35/saham.
Dengan ini, harga saham LUCY resmi berada di posisi terendah dari harga saat penawaran umum perdana saham atau IPO yang sebesar Rp 100/saham. Lantaran LUCY masuk Papan Akselerasi, maka harga sahamnya bisa paling rendah Rp 1/saham.
"Biasanya akan normal dalam tiga hingga enam bulan setelah IPO, setelah ketemu equilibrium antara demand dan supply saham ini,"
Namun, saat debut perdana melantai di pasar modal, saham LUCY bergerak naik 10% ke level Rp 110 per saham dan saat ini nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 113,85 miliar.
"Saham IPO menarik karena baru listing di bursa dan belum ada track record likuiditas maupun volatility. secara fundamental kita bisa pelajari prospek bisnis dan performance tapi secara track record belum ada, bisa jadi sangat volatil," jelas Adrianus.
[Gambas:Video CNBC]
0 Response to "Ini Alasan Kenapa Saham IPO Sering Meroket Lalu Nyungsep"
Post a Comment